Kau memintaku memintal satu puisi untukmu
Membuatku sedikit termenung
Di bawah langit yang murung
Bagaimanalah?
Belum jua kusiapkan jejarum dan bebenang
Sedang hatiku masih penuh tanda tanya
Lalu mulai kupikirkan lamatlamat
Di atas mesin jahit kataku yang sempat kusimpan rapatrapat
Ini bukan tentang sempat atau tak sempat
Ini mungkin tentang kisah yang tak pernah pepat
Maka saat ini,
Pikirkanlah saja tentang bagaimana
Mengikat makna, ilmu, dan kebaikan
Untuk negeri kita yang mungkin terabaikan
Di tanganmu, duhai Apoteker
Bisakah kau racik sesuatu
Untuk menyembuhkan hati yang pilu?
Atau kata miskin yang beraduadu
Di harihari bangsa ini yang masih sendu?
~ tertunaikan sudah sebuah janji, alhamdulillah :)
No comments:
Post a Comment