Ini larik tentang hari
Tempat saat aku menatap lama-lama matamu
Di sana ada cinta yang menggenang
Untuk wanita dan putri kecil yang kau cinta
Ini larik tentang pagi
Saat kau beranjak pergi
Menelusuri kepingan hidup
Dan menjejaki mimpi
Kau anyam harapan, lalu melangkah damai
Ini larik tentang panasnya mentari
Tapi kau hirau peluhmu
Tiap tetesnya kan jadi surga
Tiap detiknya kan jadi makna
Tak ada yang tersia
Ini larik tentang senja
Saat lelahmu terhapus sudah
Ada secangkir kopi dan sepenuh rindu
Matamu berbinar riang,
saat sang putri melonjak di pelukan
Ini larik tentang malam
Tak perlu yang lain, hanya syukur yang menggantung
Di tiap pojok rumah, dan setelah sujud panjang
Ah, bahkan rembulan pun tersenyum untukmu
Kau letakkan tanganku di genggammu
Kau ceritakan keajaiban hidup
Kau goreskan indah masa kanakku
Kau wariskan keberanian
Kau cinta dengan sederhana
Ah ya, ini memang larik tentangmu
Yang kurindu di detik waktuku
Yang diam-diam kupetik senyummu
Yang kuharap kita,
kelak berkumpul di surga abadi...
I LOVE U, DAD...
(17/09/2005 - 17/09/2010)
Sunday, September 19, 2010
Tuesday, September 7, 2010
Padamu Aku Cemburu
Padamu yang basahkan lidah
Dengan dzikir-dzikir surga
Dan senandung cintaNya
Aku cemburu
Padamu yang rendahkan dahi
Dalam sujud-sujud panjang
Di malam-malam cahaya
Aku cemburu
Padamu yang eja terbata
Kata-kata cintaNya
Di setiap makna, di sepanjang suka duka
Aku cemburu
Padamu yang tetap terjaga
Renungi kalamNya
Meski malam kian menggulita
Aku cemburu
Padamu yang tak pernah lupa
Bersihkan tiap keping harta
Penuhi hak mereka
Aku cemburu
Padamu yang menjaga puasa
Tak terbakar amarah
Dan kendalikan egomu
Aku cemburu
Padamu yang menulis cinta
Di tiap bait makna
Lalu berbagi cahaya
Aku cemburu
Padamu aku cemburu...
Dan padamu aku berguru...
~di penghujung Ramadhan
Dengan dzikir-dzikir surga
Dan senandung cintaNya
Aku cemburu
Padamu yang rendahkan dahi
Dalam sujud-sujud panjang
Di malam-malam cahaya
Aku cemburu
Padamu yang eja terbata
Kata-kata cintaNya
Di setiap makna, di sepanjang suka duka
Aku cemburu
Padamu yang tetap terjaga
Renungi kalamNya
Meski malam kian menggulita
Aku cemburu
Padamu yang tak pernah lupa
Bersihkan tiap keping harta
Penuhi hak mereka
Aku cemburu
Padamu yang menjaga puasa
Tak terbakar amarah
Dan kendalikan egomu
Aku cemburu
Padamu yang menulis cinta
Di tiap bait makna
Lalu berbagi cahaya
Aku cemburu
Padamu aku cemburu...
Dan padamu aku berguru...
~di penghujung Ramadhan
Saturday, September 4, 2010
Ada Rindumu Di Ujung Jalan Itu
Ada rindumu di ujung jalan itu
Yang kau selipkan di sela dedaunan
Berharap angin menerbangkan
Hingga sampai ke hatinya
Ada rindumu di ujung jalan itu
Yang kau bisikan pada ilalang
Berharap mereka bergemerisik
Hingga mampir ke dengarnya
Ada rindumu di ujung jalan itu
Yang kau tuliskan di tiap sajak dan prosa
Berharap di suatu masa ia mengeja
Dan mengecup pesanmu
Ada rindumu di ujung jalan itu
Yang ingin kau antarkan ke peluknya
Biar ia rasa, apa yang kau rasa
Biar ia cinta, apa yang kau cinta
Akhirnya detik itu tiba
Telah kau bungkus rindumu
Bersama aroma embun pagi hari
Jangan ragu, melangkahlah
Karena,
ada rindunya di ujung jalan itu
Menanti rindumu
~untuk seorang kakak, 040910
Yang kau selipkan di sela dedaunan
Berharap angin menerbangkan
Hingga sampai ke hatinya
Ada rindumu di ujung jalan itu
Yang kau bisikan pada ilalang
Berharap mereka bergemerisik
Hingga mampir ke dengarnya
Ada rindumu di ujung jalan itu
Yang kau tuliskan di tiap sajak dan prosa
Berharap di suatu masa ia mengeja
Dan mengecup pesanmu
Ada rindumu di ujung jalan itu
Yang ingin kau antarkan ke peluknya
Biar ia rasa, apa yang kau rasa
Biar ia cinta, apa yang kau cinta
Akhirnya detik itu tiba
Telah kau bungkus rindumu
Bersama aroma embun pagi hari
Jangan ragu, melangkahlah
Karena,
ada rindunya di ujung jalan itu
Menanti rindumu
~untuk seorang kakak, 040910
Subscribe to:
Posts (Atom)