Friday, October 22, 2010

Kepada Kakak, yang Kesepian Malam Ini

Kak,
sepinya malammu ini
Tak adakah yang bisa kau ajak berbagi?
Meski hanya segenggam kata, meski hanya sekecup makna

Kak,
jika tak ada,
biarlah aku di sampingmu
Ini, oleholeh perjalanan jiwaku
Sekerlip bintang
untuk kunyalakan di matamu
Dan secahya bulan sabit
untuk kuukir jadi senyummu

Ah kakak,
bersabarlah...
Biar kutemani,
sampai teman hatimu menepi...

~for the one and only brother :)

Tuesday, October 19, 2010

Diorama Layar Kaca

Ada diorama episode sampah
Di kotak hitam, di ujung ruang tamu
Terdengar ucap lantang-lantang :
"Itu rakyat kami yang bela!"

Apakah lara?
Kupikir takkan pernah dapat dirasa
Oleh hati yang gelap mata

Sadarkah, Tuan?
Luka kami sudah menganga
Kami repih perih ini
Yang tercecer,
terseret kesadisan janji-janji semu

Ada pusaran topan
Berjingkat perlahan, menggulung ceriamu
Sekerjap lantakkan tiap hipokrit
Tiba-tiba menjelma apologi
Muncul dari jiwa-jiwa yang sakit

Tak perlu kau dikte kami lagi, Tuan
Sebab kini kami pandai membaca
Sebab kini kami mahir berkata-kata
Bukankah kami, tlah berguru padamu begitu lama?

~dibuat untuk Arisan Kata ke-7 dengan 10 kata ajaib : diorama, sampah, sadis, topan, apologi, lara, dikte, jingkat, ceria, dan hipokrit :)

Saturday, October 16, 2010

Dari Aku, yang Mengagumimu

Para penjahit kata, selalu siapkan benang paling istimewa.
Agar makna tersulam rapi, dan tersampaikan pada hati.

Para pemintal bait, tak peduli ruam-ruam pahit.
Ia jadikan itu nyawa, menulis berlembar cerita tentang luka.

Lalu, apakah penenun puisi harus tetap terjaga?
Ada masanya di mana benang dan jarum harus disiapkan.
Agar cinta, tertenun tulus untuk disampaikan.

~special for #livepoetsociety fam :)

Wednesday, October 13, 2010

Ode Pucat Hati

Ada pekat menggeliat
di pucuk-pucuk dahan pintu kamarku.
Tanpa cahaya, dari tingkap-tingkap
yang bermuram durja.
Apalah kehangatan?
Sunyi, sedan, dan pahit ruam
telah kupaksakan,
untuk kuterima sepenuhnya,
untuk kunikmati seutuhnya.

Lihatlah pagi yang menggeriap.
Mendung telah menghapusnya,
dari juta daftar periang hati.
Mungkin ia telah malu-malu sembunyi.
Tak ingin basah oleh kisah,
tak ingin kalah oleh tumpah.
Biarlah, ia nikmati periuk nasi,
sampai senjanya sendiri.

Aku tertemani bulir,
menganak kali di ujung jari.
Mengerjap, dan jatuh lagi.
Apa pasal? Tak ada.
Hanya jiwaku yang kubiarkan rapuh.
Ditampar waktu yang tak jua
menyembuhkan pilu.

Dan tiba-tiba aku cemburu,
pada tawa dan senyuman.
Ragu menyesak di penuh tanda tanya : Akankah?
Biarlah, kan kuseret sendiri
koper-koper perih ini.
Kan kuhempas,
pada jurang terdalam,
pada waktu paling malam,
dan pada rindu paling kelam.

~saat membayangkan luka, semoga tak kurasakan

Tuesday, October 12, 2010

Rindu Sahajamu, Kawan

Ada kenangan yang riuh berderai
di sudut rumahku, Kawan.
Mungkin ia sudah tak sabar
menanti panorama yang jua
pernah kita saksikan kala senja.

Tapi di ujung lembayung,
kusaksikan wajah murammu berbalut luka.
Seperti ada perih, melilit pahit.
Lalu perlahan cahaya matamu menggeriap pergi.

Lalu, apakah benar bit-bit data maya
tlah menjarakkan kita?
Membuat alpa pada cangkir-cangkir susu
penadah cengkrama di pagi kita.

Ah, aku hanya rindu satu:
sahajanya dirimu.

~dibuat dalam rangka Arisan Kata ke-6 dengan 10 kata ajaib : data, lembayung, sahaja, panorama, riuh, derai, geriap, muram, lilit, dan susu :)

Saturday, October 9, 2010

Apa arti #pagi bagimu?

Apa arti #pagi bagimu?
Apakah serupa belaian lembut para peri embun
yang bangunkan dari mimpi
dan mengajakmu berlari?

Apa arti #pagi bagimu?
Apakah serupa tepuk hangat mentari
yang perlahan memeluk
lalu mengajak mengerjap?

Apa arti #pagi bagimu?
Apakah serupa dedaunan jatuh perlahan
menjadi dzikir panjang
yang tak pernah membenci angin?

Apa arti #pagi bagimu?
Apakah serupa memotret rerumput yang basah
dan menikmati bebaunya
lalu tersenyum di ujung jalan?

Apa arti #pagi bagimu?
Apakah serupa menghias kota lama
dengan sepercik asa baru?
Di sana, kau temukan rindumu.

Apa arti #pagi bagimu?
Apakah serupa senandung gemericik air
yang mengajakmu turut menari
dan mewarnai hari?

Apa arti #pagi bagimu?
Apakah serupa hangat roti bolu
yang disajikan bunda,
pada cawan-cawan penuh cinta?

Tuesday, October 5, 2010

Dua Sahabat

Dua sahabat
Tak peduli terik sengat surya
Terantuk-antuk kerikil jalan
Perlahan berlari memasang sayap :
"Layang-layang putus itu kami yang milik!"

Dua sahabat
Menulis langit dengan batu
Mengirim pesan-pesan penuh rindu
Pada ayah yang berpulang lebih dulu :
"Adakah doa kami sampai dan ijabah untukmu?"

Dua sahabat
Bertemu dalam senja
Dengan peluh yang mengaduh
Dengan pikir yang mengusut :
"Inikah yang jadi jalan kau dan aku?"

Dua sahabat
Mencium aroma hujan
Sambil menyeruput kopi musim semi
Saling merangkai kisah yang sempat terlewat :
"Ayo, ceritakan mimpimu!"

Dua sahabat
Hanya berjumpa lewat huruf dan tanda baca
Dalam bilik-bilik maya
Tapi cinta tetap dirasa :
"Kutunggu sapamu, Kawan!"

Dua sahabat
Dipeluk malaikat
Saat dua tangan berjabat
Saat ikatan paling kuat melekat :
"Cita kita, berkumpul abadi."

Dua sahabat
Satu di siang dan satu di malam
Satu di utara dan satu di selatan
Saling tersenyum,
dan mengucap...

~untuk dua sahabat, yang bertemu dan menyayangi karena Alloh~