Wednesday, August 19, 2009

Adikku Di Ujung Jalan Itu

Dek, masih kuingat senyummu saat fajar merekah,
menemani langkah-langkah kita menuju lapangan rektorat.
Tak kulupa riang wajahmu dan ringan langkahmu saat itu.
Kita akan melalui masa ospek ini!

Yang membuatku kaget adalah kau tiba-tiba mengeluh perutmu sakit.
Belum makan, katamu.
Kuserahkan roti seadanya. Dan kau melahapnya dengan bersemangat.
Lagi-lagi aku tersenyum melihat betapa jenakanya tingkahmu.

Dek, selama hari-hari ospek itu, terenyuh aku melihat kebersahajaanmu.
Tak pernah mengeluh dan selalu berusaha membantu dengan ketulusan.
Aku pun banyak belajar dari dirimu.

Setahun ini, hampir tak kudengar kabarmu.
Yang kutahu kau sakit dan cuti dari kuliahmu.
Yang bisa kueja hanya doa.

Namun beberapa hari lalu, aku terhenyak.
Mendengar kabar kau telah pergi dan takkan mungkin bisa kusapa lagi.
Secepat itukah?

Dek, bagaimanapun jua,
kuharap kau pergi ke sisi-Nya dengan satu makna : SYAHID
Seperti namamu...ANWAR SAHID...

No comments:

Post a Comment