Wednesday, August 18, 2010

Lelaki Matahari

#1

Aku tahu memang begini rasanya saat kau pergi.
Tapi aku memberanikan diri,
untuk tetap jatuh cinta.

#2

Kutaburkan mentari di jalan kepergianmu.
Berharap mampu kujejaki cahayanya dalam doa.
Kau, lelaki matahariku.

#3

Hujan jadi saksi kepergianmu.
Luruh di hatiku.
Meninggalkan rindu.

#4

Aku membujukmu pulang,
lewat lantunan hujan.
Tapi kau sepi, pergi dalam diam.
Diam2 kulukis pelangi di jalanmu menuju rumah.

280710 *untuk ayahanda

2 comments:

  1. sedikt share boleh yak fi...
    hmm.. ternyata indah klo kita mampu mencintai seseorang dengan tulus, cinta yang kita tambatkan bagi seseorang karena Allah subhanawataa'la

    anung pun mpe saat ini ada rasa syukur yang bener-bener bersyukur karena pada akhirnya Dia memberikan makna birul walidayin pada anung.

    bisa dibilang ketika disaat-saat kesuksesan anung dalam hal kuliah dan lainnya, Anung malah mampu meneteskan air mata untuk papah dan mami, yang sejak dulu anung belum pernah bisa lakukan untuk mereka. Pada saat itu anung bener-bener ingin memeluk mereka-dekat dengan mereka-ingin berbuat apa saja asalkan papah mami bisa tersenyum.

    Pada saat itu dan hingga sekarang alhamdulillah anung bener-bener bisa mengerti kenapa banyaknya ayat Al-Quran yang mengharuskan kita ber-birul walidayin.

    Anung ngerasa sampai saat ini anung belum mampu membalas curahan cinta mereka kepada anung. tp anung yakin Allah azzawajala masih memberikan anung kesempatan untuk mencurahkan rasa kasih sayang anung pada papah mami. dan anung bertekad dan berharap disertai usaha dan doa untuk mampu menjadi anak shaleh sehingga sekalipun jarak telah memisahkan anung dengan papah mami, anung bisa mengantarkan doa kepada mereka.

    "karena sebaik-baiknya hadiah untuk kedua orang tua kita adalah doa anakanya yang shaleh dan shalehah"

    ReplyDelete
  2. suka sama puisi2nya..

    *salam kenal dari penghuni rumah matahari ^^

    ReplyDelete