Sunday, November 20, 2011

Coretan #1



Mendung kali ini bukan abu-abu. Tak bisa kudeskripsikan dengan begitu jelas...entahlah, mungkin abu-abu tua, atau hitam muda. Yang jelas, aku melihatnya seperti ingin penuh memeluk langit. Lalu pelan-pelan terisak, dan setelahnya dengan ramai menumpahkan air mata. Aku yang hanya tak paham, "Mengapa kau memilih untuk menangis?"

Dulu, aku begitu percaya bahwa selalu akan ada pelangi setelah hujan. Tapi kini, setelah waktu mendewasakanku, aku jadi tahu...pelangi tak selalu ingin datang setelah hujan. Terkadang ia ingin menjadi yang tak diharapkan. Terkadang ia hanya ingin menyendiri, dan bermusuhan dengan sisa tetesan dan bau hujan. "Baiklah, kali ini aku juga mengerti."

Matahari. Sudah lama aku bersahabat dengannya. Meski terkadang seharian penuh berlari tanpanya. Meski terkadang aku lupa bagaimana hangatnya. Tapi aku tak akan pernah lupa, bagaimana cintanya pada dunia. "Terima kasih, untuk selalu kembali setelah pergi."

Ada yang kutangkupkan setelah sujud panjang. Di mendung senja, di lebat hujan, atau di sela-sela hati matahari. Itu untukmu, tahukah kau? "Berbahagialah, karena kamu selalu punya seseorang, yang begitu setia mendoakanmu."



Bandung, 13.11.11
- saat hanya ingin menulis, terinspirasi dari beberapa novel dan kumcer yang menemani akhir-akhir ini -

3 comments:

  1. yeaah,
    seperti aku yang acap berkata;

    ..bagaimana membiar pelangi pergi, aku ingin matahari.

    ReplyDelete
  2. titantitan hnya dpat bahagia dngan matahari ya.. mungkin strawberry juga..

    wajar jika pelangi itu tidak datang, krn hrs brsma matahari yng membiaskan sinarnya..

    kadang dlm hidup kita berpikir pelangi itu tidak dtng, nmun bs jd ia berada disudut yg tdak kita lihat

    dan bs jadi matahari itu lebih bersinar terang dibandingkan matahari lainnya

    hnya sja cahaya yng terlalu silau membuat kita tidak bisa melihatnya..

    bukankah kmu memastikan matahari itu kan selalu tersenyum, krn kmu telah menjadi terbaik yg dimilikinya

    slama ini aku slalu mnjaga hatiku untuk hnya berharap melihat pelangi itu nanti, bukan disini

    namun jika aku tak pernah melihat pelangi selamanya.. itu adalah takdir

    dan yg kupahami tntng takdir adalah

    bukan berarti aku berhenti berusaha

    ReplyDelete
  3. takselalu begitu,

    itu hanya dari satu sudut yg sempit saja,
    bahwa aku "taksuka" pelangi,sebab matahari lebih "abadi."

    ReplyDelete